Dari kiri: Dom Boa Ventura & Dom Aleixo Corte-Real |
Dilihat dari asal-asul kata, maka istilah “dom” berasal dari
Bahasa Portugis. Dengan demikian, secara pasti, gelar “dom” yang berada di
depan nama orang Timor-Leste, seperti Dom Duarte, Dom Boa Ventura, Dom
Corte-Real, dan lainnya berasal dan diberikan oleh Portugis terhadap
orang-orang Timor-Leste (atau wilayah koloni lainnya seperti Dom Manuel di
Ternate, Maluku Utara) dengan maksud sebagai pertanda bahwasannya orang
tersebut telah dibaptis gelar kebangsawanannya. Tujuan lainnya juga untuk
membedakan status sosial antara pemilik gelar “dom” tersebut dengan penduduk
biasa.
Dom dalam
Bahasa Portugis atau “don” dalam Bahasa Spanyol berasal dari kata Bahasa Latin, yakni
“dominus”. Portugis dan Spanyol menggunakan gelar ini khusus diperuntukkan bagi
para raja dan anggota keluarga bangsawan yang berjenis kelamin laki-laki.
Sementara itu, bagi perempuan diberi gelar “dama” atau “dame” dalam Bahasa
Latin. Tradisi pemberian gelar “dom” ini juga biasa diberikan terkait dengan
hirarki tertentu dalam Gereja Katholik Roma.
Lantas, mengapa Portugis memberikan gelar “dom” kepada
orang-orang Timor-Leste, sedangkan orang Timor-Leste sendiri tidak ada hubungan
kebangsawanan dengan para bangsawan Portugis di Eropa? Selain itu, kapan gelar
“dom” ini diberikan kepada Boa Ventura (Munisipiu Manufahi) dan Corte-Real
(Ainaro) ?
Setelah kekalahan Portugis oleh Belanda terkait dengan
perebutan wilayah jajahan di Maluku, maka Portugis kemudian menetap di Pulau
Timor, tepatnya di Ambeno (sekarang Oequsse). Gempuran Belanda terus berlanjut.
Belanda yang berpusat di Kupang (Timor Barat) terus menggempur Portugis.
Sebagai akibatnya, Portugis memindahkan ibukota pemerintahannya ke Dili pada
tahun 1769.
Dari Dili inilah, Portugis mulai mengkonsolidasikan kembali
Pulau Timor bagian timur. Sudah barang tentu, proses pengkonsolidasiannya tidak
berjalan dengan mulus. Salah satu agenda yang harus dilakukan adalah dengan
membentuk struktur administrasi pemerintahan.
Berbicara mengenai struktur organisasi pemerintahan berarti
berbicara mengenai orang-orang professional (baca: birokrat) yang mengerti
urusan pemerintahan. Salah satu syarat seseorang bisa masuk dalam kategori
birokrat atau professional adalah orang tersebut harus mengerti membaca dan
menulis. Guna memenuhi kriteria ini, maka penguasa kolonial Portugis
bersama-sama dengan pihak Gereja mendirikan sekolah-sekolah keagamaan. Melalui
sekolah-sekolah gereja inilah mereka merekut golongan tertentu penduduk asli
Timor-Leste.
Mengingat seringnya terjadi perlawanan yang dilakukan oleh
kelompok-kelompok yang berada dalam masyarakat, Portugis, selanjutnya
memberikan gelar “dom” kepada tokoh-tokoh masyarakat tertentu dengan tujuan
utama untuk memecah belah persatuan antara liurai (raja-raja lokal, atau
semacam kepala suku). Dalam tradisi kebangsawanan Portugis, pemberian gelar
“dom” ditetapkan melalui sebuah surat resmi. Dilihat dari segi waktunya,
kemungkinan besar gelar “dom” diberikan kepada Boa Ventura dan Corte-Real pada
tahun 1900-an atau bisa jadi beberapa tahun sebelum 1900-an. Gelar yang sama
juga diterima oleh Dom Duarte yang merupakan orang tua Dom Boa Ventura.
Sementara itu, dalam konteks kemornakhian di Timor-Leste
sendiri, tidak ada gelar untuk para raja-raja lokal tersebut. Istilah “liurai”
berasal dari Bahasa Tetum, yakni “liu” (artinya lewat, melalui, atau lebih) dan
“rai” (tanah, atau konteks tertentu bermakna simpan). Sebutan “liurai” hanya
berlaku untuk masyarakat dari etnik Tetum, sedangkan etnik lainnya tidak.
Jadi, istilah “dom” adalah gelar dalam hirarki kebangsawanan
yang diberikan oleh Portugis kepada orang-orang tertentu di Timor-Leste sebagai
bagian dari politik pecah-belah dengan maksud utama untuk mempermudah proses
pengkonsolidasian kekuasaan kolonialis Portugis terhadap wilayah
Timor-Leste.