SEBATANG KARA DI TEPIAN PANTAI
Oleh Vladimir Ageu DE SAFI’I
Mengering sendirian
Terbaring dalam ketenangan
Membujur tak bergerak
Terdiam menerima setiap deburan ombak yang
menggerus tubuhnya
Adakah yang menyaksikan dan bersaksi tentangnya?
Entah telah berapa lama?
Dan, sampai kapan?
Ia bertahan…
Ia bertahan !!!
Ia bertahan ???
Ia bertahan !!!???
Ia…
Bertahan…
Sebatang kara di tepian Pantai Bebonuk Kota Dili
Menyaksikan datangnya senja
Sampai kapan mampu bertahan…!?
Dili, 16 April 2012
PANGGIL NAMAKU
Oleh Vladimir Ageu DE SAFI’I
Panggil namaku, Manuel Soares
Dari puncak Gunung Ramelau aku berasal
Turun menyusuri tebing dan lebatnya hutan berbukit
Menahan dingin serta tajamnya duri menancap di
telapak kaki
Panggil namaku, Manuel Soares
Dari hidup berkebun menjadi sang nelayan
Dari hidup dengan menanam sayur dan mengukur
ketinggian,
Menjadi peraup ikan dan pengukur kedalaman
Panggil namaku, Manuel Soares
Dari suku bangsa Mambai aku dilahirkan
Suku yang melahirkan kata-kata dan semangat
“Maubere”
Yang bertuan, tapi tak bertanah
Yang kaya, tapi tak sejahtera
Yang pintar, tapi tak bersekolah
Yang berpunya, tapi tak memiliki apa-apa
Panggil namaku, Manuel Soares
Dari si pemanjat pohon menjadi sang penyelam lautan
Dari kedinginan menjadi kepanasan
Dari komunal menjadi pengelana kesepian
Panggil namaku, Manuel Soares
Kutinggalkan puncak pegunungan,
Mencari dan menjual ikan pada orang-orang yang baru
kukenal
Orang-orang yang begitu mudahnya dapatkan dollar
Kutinggalkan puncak pegunungan,
Tak berbekal pengetahuan lautan
Demi tangkapan ikan dan sekarung beras
Untuk menyambung hidup anak cucu Mambai,
Yang terus didera dalam pelukan “ke-maubere-an”:
Kemiskinan dan ketidakberdayaan
Dili, 16 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar