Sabtu, 23 Februari 2013

GEMPA BUMI TIMOR LESTE & ASAL-USULNYA

GEMPA BUMI TEKTONIK MENGGUNCANG DILI, TIMOR LESTE
A. Gempa Bumi Mengguncang Timor Leste
Gempa bumi tektonik dengan kekuatan 6,2 Scala Richter mengguncang Ibukota Dili selama kurang lebih 20 detik pada pakul 20.12 Waktu Timor Leste (2/23/2013). Lumayan kuat dan membuat jantung deg-degan...
Sepertinya ini rangkaian dari gempa bumi tektonik yang terjadi di Tual/Pulau Tanimbar, Maluku Tenggara Jauh kemarin yang berkekuatan 5,1 SR.
Gempa Maluku kemarin, berada di lokasi pulau Tanimbar. Gempa bumi ini terjadi pada pukul 22.14 Wib (2/22/2013). Lokasi gempa ada pada 6.78 lintang selatan dan 132.30 bujur timur. Kedalaman gempa mencapai 10 km.
GEMPA BUMI TIMOR LESTE & ASAL-USULNYA
Lokasi gempa berada pada 122 km barat daya Tual Maluku, 133 km barat daya Maluku Tenggara, 137 km timur laut Maluku tenggara Barat, dan 569 km tenggara Ambon Maluku.
Gempa Dili malam ini, juga terasa di beberapa distrito seperti Manatuto, Baucao, dan Lospalos. Seorang warga dii Baucau menyatakan kuatnya guncangan gempa. Begitu juga sebagaimana disampaikan oleh Sefe do Suco Tutuala, Subdistrito Tutuala, Distrito Lospalos yang menyatakan kuatnya guncangan gempa hingga menyebabkan seng/kaleng atap gereja berbunyi keras. 
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia dalam situs resminya menyebut, lokasi gempa berada pada 8.71 LS-127.55 BT dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa tersebut dilaporkan tidak berpotensi tsunami.
GEMPA BUMI TIMOR LESTE & ASAL-USULNYA"Diperkirakan tidak menimbulkan kerusakan parah di pantai timur Timor Leste," ujar  Sutopo dalam pesan singkat kepada www.Okezone.com, Sabtu (23/2/2013).
Gempa berpusat di 204 kilometer sebelah timur Ibukota Dili, 163 kilometer sebelah tenggara Maluku Barat Daya, 296 kilometer sebelah Timur Laut Kabupaten Belu/Atambua Nusa Tenggara Timur, dan 319 kilometer sebelah Tenggara Pulau Alor dengan kedalaman 10 km.
Sementara itu, sebagaimana dilansir oleh www.okezone.com, intensitas gempa di Timor Leste  masuk dalam kategori ringan hingga sedang atau skala IV-V MM.

B. Timor Leste dan Wallace Zone's
GEMPA BUMI TIMOR LESTE & ASAL-USULNYAUntuk dapat memahami asal-usul gempa bumi dengan segala dinamikanya di Timor Leste, maka mau tidak mau; suka tidak suka harus memposisikan Timor Leste sebagai bagian integral yang tak terpisahkan secara geografis dari Pulau Timor serta pulau-pulau di sekitarnya (Pulau Australia, Kepulauan Indonesia, dan Kepulauan Ocean Pasifik).
Dengan bantuan ilmu geologi (ilmu yang mempelajari kulit bumi ), dapat dipastikan bahwa Pulau Timor merupakan bagian dari keseluruhan proses perkembangan bumi yang dimulai dari awal terbentuknya hingga terlihat saat ini. Berdasarkan ilmu ini, maka planet bumi ini mengalami proses evolusi perkembangan kuantitatif dan kualitatif dalam beberapa jaman, yakni:

Zaman Azoikum (Era tidak ada kehidupan)
GEMPA BUMI TIMOR LESTE & ASAL-USULNYA
Diperkirakan bahwa zaman ini berlangsung sekitar 2.500 juta tahun yang lalu, di mana keadaan bumi masih belum stabil dan masih panas karena sedang dalam proses pembentukan. Artinya, pada zaman ini permukaan bumi belum terbentuk adanya daratan. Dengan demikian---ketika dikaitkan dengan kehidupan---pada zaman ini tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Zaman Paleozoikum (Kehidupan Tertua)
Diperkirakan, zaman ini berlangsung sekitar 340 juta tahun yang lalu, keadaan bumi masih belum stabil dan masih terus berubah. Akan tetapi menjelang akhir dari zaman ini mulai ada tanda-tanda kehidupan, khususnya hewan bersel satu---hewan kecil yang tidak bertulang belakang, jenis ikan, amphibi, reptil dan beberapa jenis tumbuhan ganggang. Karena itulah, zaman ini dinamakan pula dengan zaman primer (zaman kehidupan pertama).

Zaman Mesozoikum (Kehidupan Pertengahan)
GEMPA BUMI TIMOR LESTE & ASAL-USULNYADiperkirakan, zaman ini berlangsung sekitar 140 juta tahun yang lalu, pada jaman ini kehidupan telah mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan makin stabilnya kondisi bumi. Denyut kehidupan pun mulai beragam.




Zaman Neozoikum (Kehidupan Muda)
GEMPA BUMI TIMOR LESTE & ASAL-USULNYADiperkirakan, zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini terbagi dalam dua fase, yakni zaman tersier (kehidupan ketiga) dan quarter (kehidupan keempat). Pada zaman ini, keadaan bumi telah membaik dengan perubahan cuaca yang tidak begitu ekstrim. Dengan demikian, secara natural kehidupan juga berkembang dengan pesat.

Zaman Tersier
Zaman tersier ini,  diperkirakan berlangsung sekitar 10 juta tahun yang lalu, di mana Pulau Kalimantan (Indonesia) masih menyatu dengan benua Asia. Pulau Timor belum terbentuk.  

Zaman Quarter
Diperkirakan berlangsung sekitar 600 ribu tahun yang lalu. Zaman ini terbagi atas jaman diluvium (pleistocen) dan zaman alluvium (holocen). Zaman Diluvium dimulai sekitar 600 ribu tahun yang lalu. Zaman ini dinamakan pula sebagai zaman glacial (zaman es) karena es di kutub utara mencair sehingga menutupi sebagian wilayah Benua Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika Utara.
Pada masa ini, kepulauan Indonesia bagian barat seperti Sumatera, Jawa dan Kalimantan masih menyatu dengan daratan Asia, sedangkan kepulauan Indonesia bagian timur---termasuk Pulau Timor---masih menyatu dengan daratan Australia. Dampak dari mencairnya es di kutub telah mengakibatkan pulau-pulau di kepulauan Indonesia dipisahkan oleh lautan baik dengan Asia maupun Australia. Bekas daratan Asia yang sekarang menjadi dasar laut disebut paparan/dataran sunda, sedangkan bekas daratan Australia yang terendam air laut di sebut paparan/dataran sahul. Kedua dataran tersebut dipisahkan oleh Zone Wallace (garis wallace)---ilmuwan Eropa yang meneliti proses kehidupan di sekitar kawasan Sunda dan Sahul.
Fase selanjutnya adalah zaman alluvium atau akhir dari Zaman Es yang berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu, di mana suhu rata-rata bumi meningkat dan permukaan laut meningkat pesat. Sebagian besar Paparan Sunda tertutup lautan dan membentuk rangkaian perairan Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Selat Karimata, dan Laut Jawa. Pada periode inilah terbentuk Semenanjung Malaya, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan pulau-pulau di sekitarnya. Di timur, Pulau Irian dan Kepulauan Aru terpisah dari daratan utama Benua Australia.
Intinya, pada masa ini kepulauan yang dikenal dengan Indonesia saat ini dan pulau-pulau lain di sekitarnya telah terbentuk dan tidak lagi menyatu dengan Asia maupun Australia.  Begitu pulau dengan Pulau Timor, Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua, dan pulau-pulau kecil lainnya yang tidak lagi menyatu dengan Australia.
Jadi, secara geologis wilayah Indonesia dan sekitarnya merupakan kajian yang menarik. Karena sekali lagi bahwa di bagian timur negeri Indonesia hingga selatan kepulauan ini terdapat busur pertemuan dua lempeng benua yang besar: Lempeng Eurasia (baca: dataran sunda) dan Lempeng Indo-Australia (baca: dataran sahul). Di bagian ini, lempeng Eurasia bergerak menuju selatan dan menghunjam ke bawah Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara. Akibat pergerakan lempeng tersebut, maka terbentuklah barisan gunung api di sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, hingga pulau-pulau Nusa Tenggara. Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika kebenyakan permukaan pulau-pulau di sebelah tenggara/selatan Asia Tenggara ini bermuka ‘benjol-benjol alias tidak rata’. Adanya pergerakan lempeng ini, secara otomatis akan menimbulkan guncangan pada daerah-daerah di sekitar lempeng, dan guncangan inilah yang disebut dengan gempa bumi. Singkatnya adalah daerah sekitar lempeng sangat rawan dengan gempa bumi, baik gempa bumi vulkanik (akibat letusan gunung merapi) maupun gempa bumi tektonik (akibat pergerakan lempeng bumi).
Terkait dengan gempa vulkanik, dapat dipastikan bahwa Timor Leste dan secara keseluruhan Pulau Timor tentu tidak akan terkena/terjadi mengingat di daratan Timor tidak terdapat satu pun gunung berapi yang aktif---semua gunung dan deretan pegunungan di Pulau Timor masuk dalam kategori gunung mati. Hal yang patut diwaspadai adalah terkait dengan gempa tektonik, mengingat gempa ini dipicu oleh pergerakan kedua lempeng di bawah dasar lautan.  Meskipun begitu, lokasi Pulau Timor yang letaknya relatif agak jauh dari Garis Wallace (Zona Wallace), maka seandainya terjadi pergeseran/pergerakan lempeng bumi, maka efek akibatnya tidak akan sama dengan daerah-daerah yang berada persis di jalur garis itu. Terkecuali terdapat lapisan bumi yang berada persis di bawah daratan Timor yang ikut bergerak. Semua ini menjadi tugas negara dan alhi geologis untuk menelitinya.


C. SEPINTAS TENTANG TEORI TENTANG PERGERAKAN LEMPENG
Tektonik Global itu merupakan suatu konsep tektonik lempeng yang merupakan gabungan dari banyak kejadian geologi yang menjelaskan adanya bukti-bukti pergerakan lempeng – lempeng tektonik. Bukti-bukti tersebut, dijelaskan dalam beberapa teori mengenai tektonik lempeng. Salah satu teori tektonik lempeng adalah teori apungan benua (continental drift), yang menyatakan bahwa benua-benua yang sekarang ada, dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi. Dan kekuatan untuk pergerakan tersebut adalah dari arus konveksi yang ada di dalam mantel bumi.  Jadi pada 200 juta tahun yang lalu, semua benua masih berkumpul menjadi satu, sekitar 160 juta tahun yang lalu, terpisah menjadi dua benua besar, yaitu Laurasia dan Gondwanaland. Setelah sekian lama, kedua benua tersebut terpecah-pecah menjadi beberapa benua dengan bentuk yang terlihat sekarang. Saat ini terdapat tujuh buah lempeng tektonik yang besar dan beberapa lempeng yang kecil. Lempeng yang besar meliputi lempeng Pasifik, Lempeng North American, Lempeng Eurasia, Lempeng Antartika, Lempeng Australia dan lempeng Afrika.
Lempeng – lempeng tektonik ini dapat bergerak relative terhadap suatu tempat yang tetap pada lapisan mantel dan pergerakan relative antara satu lempeng tektonik dengan lempeng lainnya, baik divergen, konvergen dan transform. Pergerakan lempeng-lempeng tektonik ini disebabkan karena adanya aliran konveksi. Lempeng Indo-Australia bergerak ke utara, lempeng Pasifik ke Barat sedangkan Eurasia relative diam.*** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar