Sabtu, 12 Agustus 2017

SEJARAH GELAR “DOM” DI TIMOR-LESTE

Dari kiri: Dom Boa Ventura & Dom Aleixo Corte-Real
Dilihat dari asal-asul kata, maka istilah “dom” berasal dari Bahasa Portugis. Dengan demikian, secara pasti, gelar “dom” yang berada di depan nama orang Timor-Leste, seperti Dom Duarte, Dom Boa Ventura, Dom Corte-Real, dan lainnya berasal dan diberikan oleh Portugis terhadap orang-orang Timor-Leste (atau wilayah koloni lainnya seperti Dom Manuel di Ternate, Maluku Utara) dengan maksud sebagai pertanda bahwasannya orang tersebut telah dibaptis gelar kebangsawanannya. Tujuan lainnya juga untuk membedakan status sosial antara pemilik gelar “dom” tersebut dengan penduduk biasa.
Dom dalam Bahasa Portugis atau “don” dalam Bahasa Spanyol berasal dari kata Bahasa Latin, yakni “dominus”. Portugis dan Spanyol menggunakan gelar ini khusus diperuntukkan bagi para raja dan anggota keluarga bangsawan yang berjenis kelamin laki-laki. Sementara itu, bagi perempuan diberi gelar “dama” atau “dame” dalam Bahasa Latin. Tradisi pemberian gelar “dom” ini juga biasa diberikan terkait dengan hirarki tertentu dalam Gereja Katholik Roma.
Lantas, mengapa Portugis memberikan gelar “dom” kepada orang-orang Timor-Leste, sedangkan orang Timor-Leste sendiri tidak ada hubungan kebangsawanan dengan para bangsawan Portugis di Eropa? Selain itu, kapan gelar “dom” ini diberikan kepada Boa Ventura (Munisipiu Manufahi) dan Corte-Real (Ainaro) ?
Setelah kekalahan Portugis oleh Belanda terkait dengan perebutan wilayah jajahan di Maluku, maka Portugis kemudian menetap di Pulau Timor, tepatnya di Ambeno (sekarang Oequsse). Gempuran Belanda terus berlanjut. Belanda yang berpusat di Kupang (Timor Barat) terus menggempur Portugis. Sebagai akibatnya, Portugis memindahkan ibukota pemerintahannya ke Dili pada tahun 1769.
Dari Dili inilah, Portugis mulai mengkonsolidasikan kembali Pulau Timor bagian timur. Sudah barang tentu, proses pengkonsolidasiannya tidak berjalan dengan mulus. Salah satu agenda yang harus dilakukan adalah dengan membentuk struktur administrasi pemerintahan.
Berbicara mengenai struktur organisasi pemerintahan berarti berbicara mengenai orang-orang professional (baca: birokrat) yang mengerti urusan pemerintahan. Salah satu syarat seseorang bisa masuk dalam kategori birokrat atau professional adalah orang tersebut harus mengerti membaca dan menulis. Guna memenuhi kriteria ini, maka penguasa kolonial Portugis bersama-sama dengan pihak Gereja mendirikan sekolah-sekolah keagamaan. Melalui sekolah-sekolah gereja inilah mereka merekut golongan tertentu penduduk asli Timor-Leste.
Mengingat seringnya terjadi perlawanan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang berada dalam masyarakat, Portugis, selanjutnya memberikan gelar “dom” kepada tokoh-tokoh masyarakat tertentu dengan tujuan utama untuk memecah belah persatuan antara liurai (raja-raja lokal, atau semacam kepala suku). Dalam tradisi kebangsawanan Portugis, pemberian gelar “dom” ditetapkan melalui sebuah surat resmi. Dilihat dari segi waktunya, kemungkinan besar gelar “dom” diberikan kepada Boa Ventura dan Corte-Real pada tahun 1900-an atau bisa jadi beberapa tahun sebelum 1900-an. Gelar yang sama juga diterima oleh Dom Duarte yang merupakan orang tua Dom Boa Ventura.
Sementara itu, dalam konteks kemornakhian di Timor-Leste sendiri, tidak ada gelar untuk para raja-raja lokal tersebut. Istilah “liurai” berasal dari Bahasa Tetum, yakni “liu” (artinya lewat, melalui, atau lebih) dan “rai” (tanah, atau konteks tertentu bermakna simpan). Sebutan “liurai” hanya berlaku untuk masyarakat dari etnik Tetum, sedangkan etnik lainnya tidak.

Jadi, istilah “dom” adalah gelar dalam hirarki kebangsawanan yang diberikan oleh Portugis kepada orang-orang tertentu di Timor-Leste sebagai bagian dari politik pecah-belah dengan maksud utama untuk mempermudah proses pengkonsolidasian kekuasaan kolonialis Portugis terhadap wilayah Timor-Leste.  

2 komentar: