Rabu, 22 Agustus 2012

Movemento da Mulher de Timor Leste



Diskusi Soal Gerakan Perempuan Timor Leste
Dengan Etha Ribeiro
By Vladimir Ageu DE SAFI'I 

Gerakan Perempuan Timor Leste
Vladimir Ageu DE SAFI'I
 (Semoga suatu hari nanti, saya dapat menulis sebuah artikel tentang Gerakan Perempuan Timor Leste)
Pernyataan berikut ini merupakan salah satu respon atas kasus Mikato (Maria Domingas Alves) yang tidak jadi menduduki pos di Ministeriu Justisa Timor Leste pada Kabinet ke-V Pemerintahan Bloku Koligasaun Parlementar periode 2012-2017 yang dibuat oleh Etha Ribeiro dalam media Facebook. Beriku ini pernyataan saudari Etha:


Suara dari kaum yg tidak bersuara.." Kami perempuan generasi masa depan bangsa yg berdaulat "Timor-Leste", menyampaikan :
1. Menolak organisasi apapun yg mengatasnamakan kaum perempuan hendaknya harus benar-benar mjdi wadah bagi segenap kaum wanita dan bukan atas kepentigan sebagian orang atau kelompok tertentu guna meraih ambisi politiknya.
2. Menolak dengan tegas bahwa wadah yg mengatasnamakan kaum perempuan, seharusnya tidak secara aktif terjun ke dunia politik, dikarenakan banyak kaum wanita yg terbagi di berbagai partai politik demi menghindari kepentingan org atau pihak tertente yg menjadikan organisasi perempuan sebagai kendaraan politik.
3. Menolak segala bentuk intervensi dari berbagai pihak baik itu dr pemerintah maupun dr 0rganisasi non pemerintah seperti 0NG nasional maupun internasional agar wadah kaum perempuan tsb benar-benar independen, transparan serta dapat dipercaya sebagai wadah yg menghimpun dan memperjuangkan hak-hak persaman kaum perempuan(Gender) didalam institusi pemerintahan maupun non pemerintahan ke depannya, serta kredeblitasnya dapat dipertanggung jawabkan ke hadapan publik..


Gerakan Perempuan Timor Leste
Tutuala traditional dance's dalam acara peresmian National Park 'NINO KONIS SANTANA' 
Bagian Pertama
Perjuangan perempuan bukan semata-mata sebatas pada 'gender' (kesamaan derajad dengan kaum laki) saja. Lebih dari itu. Mengingat persoalan yang dihadapi kaum perempuan bukan hanya ini: Apakah ketika kaum perempuan mammpu dan sudah sederajad (bahkan mampu meruntuhkan dominasi kaum lkelaki) berarti persoalan yg dihadapi oleh kaum perempuan sudah tuntas? Aku pikir, Etha juga sepakat bila jawabannya adalah: tidak.
Afonso Arsenio Lopes: “Benar yang ada di benak kaum perempuan hanyalah berjuang untuk adanya kesamaan hak antara laki dan perempuan tapi bila di tilik secara dalam bahwa konsep seperti terlalu sempit, jadi ada baikanya menjadi emansipasi perempuan Timor leste, bukan emansipasi wanita Timor Leste....semoga”.
Etha Ribeiro: Memang tidak...masih banyak yg harus diperjuangkan kaum perempuan timor loro-sae saat ini. "Aku tdk setuju bila kita mengemis sebuah jabatan" karena kita mempunyai sejarah perjuangan yg cukup panjang. "Perjuangan kita bukan hanya meruntuhkan pamoritas top lider kita", tetapi lebih dari itu, kita juga harus menunjukkan kepada dunia bahwa kita(kaum perempuan Timor Leste) juga bisa "memimpin lembaga superior" selagi mata dunia masih tertuju di bumi Loro-Sae. "Kursi sebuah menteri tdk seharga dgn apa yg telah dilakukan dan ditunjukkan kaum perempuan disaat bumi Loro-Sae borgolak". Yg sangat terpenting untuk seluruh kaum perempuan Timor Leste saat ini adalah : "Perempuan harus bisa merebut hati dan sanubari rakyat timor loro-sae agar perempuan mempunyai tempat tersendiri di hati rakyat kelak", jika perempuan nantinya ingin ambil bagian dalam peta perpolitikan nasional ke depannya. Citra kaum perempuan haruslah ttp di jaga agar tdk dimamfaatkan. "Berjuta cara bagi kita untuk mengapai mimpi itu"...Salam”.
Gerakan Perempuan Timor Leste
Perempuan tua Timor Leste
Carlos Soares Sarmento: “Maaf tetapi ideku bahwa seorang perempuan bukan menjadi sederajat sama kaum laliki2 tetapi dia sebagai pendampingnya seorang laki2 untuk menjalan tugasnya seorang perempuan dan dia mengerjakan tugasnya seorang laki juga karena dia sebagai wakil rumah tangga bukan jadi kepala rumah tangga”.
Vladimir Ageu de Safi'i: Afonso Arsenio Lopes, Jangan terjebak pada perdebatan kata soal apakah itu 'perempuan' atau 'wanita' atau 'feto' atupun 'mulher'. Point terpenting, sesungguhnya terletak pada kata 'emansipasi'. Sepanjang yang saya pahami (jika kurang tepat, tolong dikoreksi) bahwa 'emansipasi' mengandung 2 pengertian, yakni (1) pembebasan dari perbudakan; dan (2) persamaan hak terhadap berbagai aspek kehidupan sosial kemasyarakatan. Jika pemahaman ini yang dipakai untuk mendefenisikan soal emansipasi perempuan/wanita/feto, etc...berarti suatu proses pelepasan diri kaum perempuan dari kondisi dan kedudukan sosial, ekonomi, politik e kultura yang rendah/membelenggu atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.
Vladimir Ageu de Safi'i: Etha Ribeiro. Salam juga. Saya setuju dengan pandangan Etha, bahwa kaum perempuan harus memiliki identitas. Saat ini, disidentidade bukan semata2 terjadi pada kelompok perempuan saja, melainkan terjadi di semua bidang dan sektor e mos pada semua hal. Pembangunan identitas perempuan bisa dilakukan melalui banyak cara, namun pada intinya adalah bagaimana melakukan aktivitas penyadaran dan juga pengkonsolidasian kaum perempuan sebagai kekuatan nasional yang utuh. Tentunya, ini akan banyak menghadapi kendala dan salah satunya adalah berhadapan dengan kaum perempuan itu sendiri. Untuk dapat membangun dan mengkonsolidasikan kekuatan kaum perempuan TL, maka salah satu langkah yang patut untuk dilakukan adalah melihat realitas obyektif sosial masyarakat TL itu sendiri. Dari sinilah kita akan mengetahui mengenai akar permasalahan serta pokok-pokok kontradiksi yang dihadapi/terjadi pada kaum perempuan: dari masyarakat ke perempuan.
Gerakan Perempuan Timor Leste
Agrikultor Timor Leste
Vladimir Ageu de Safi'i: Carlos Soares Sarmento. Apa yang anda kemukakan benar, dari perspektif yang lain. Cuma, pandangan demikian akan sedikit rancu. pertama-tama yang kita bersama harus pahami adalah terkait dengan posisi perempuan itu sendiri. Secara biologis antara laki-laki dengan perempuan jelas berbeda, namun secara sosial adapula persamaannya. Perbedaan biologis ini biasanya disebut dengan hal yang 'kodrati' atau 'natural' bahwa perempuan memiliki (maaf) buah dada yang menonjol (menyusui), haid alias menstruasi, mengandung dan melahirkan. Ciri2 ini tidak dimiliki oleh kaum lelaki/pria/mane. Ciri kodrati inilah yang tidak bisa diubah. Selain ciri2 tersebut, juga ada ciri yang terkait dengan peranan/posisi sosialnya. Laki2 bisa main bola, angkat besi dsb, maka perempuan juga bisa. dan seterusnya”.
Etha Ribeiro: Konsolidasi yg anda maksud, telah dan sering dilakukan kaum perempuan. Dan bahkan telah melakukan kongresnya beberapa kali serta kehadirannya ditengah masyarakat guna membela,memperjuangkan hak-hak fundamental kaum wanita serta menyuarakan aspirasi kaum perempuan tampa terkecuali tsb. diakui oleh segenap komponen Bangsa. Kami hanya menunggu waktu yg akan menentukan kehadiran kami dalam meramaikan pesta Demokrasi. Sejarah timor leste telah menulis keikutsertaan kaum perempuan dalam pesta Demokrasi yakni Pemilihan Persiden dan Parlamen thn 2007. Adapun kaum perempuan kita yg dipercaya Lembaga Peserikatan Bangsa-Bangsa utk memimpin lembaganya. Itu bukti nyata partisipasi kaum perempuan dalam sejarah perempuan Timor Leste. Kedepanya, kami berharap untuk tidak lagi mengemis sebuah Jabatan Menteri. Tetapi lebih dari itu, kami juga ingin hadir untuk membawa perubahan pada sistem, yakni "memimpin Timor Loro-Sae" ke depannya...Salam”.
Gerakan Perempuan Timor Leste: Rosa Muki
Pejuang perempuan Timor Leste
Vladimir Ageu de Safi'i: “Saya setuju dgn fakta2 tersebut. Itu semua merpkan bagian kecil dr banyaknya aktivitas pemberdayaan perempuan yg selama ini berjalan. Dan hanya orang yg A-historis saja yg tidak mengakui peranan sejarah keterlibatan kaum perempuan di masa lalu (masa ketika TL masih Timor, TL masih Timor Portugis, TL masih Timor Timur, dan TL saat RDTL). "Kedepanya, kami berharap untuk tidak lagi mengemis sebuah Jabatan Menteri." ini juga saya setuju. Untuk apa kita capek2 berjuang klo ujung-ujungnya menjadi pengemis. Hahalok atau mentalidade sebagai pengemis merupakan warisan dr sistem lama. Ini menjadi PR yg berat tuk dihilangkan/diubah. Tentunya, tak ada 'kue politik' yg akan diberikan secara cuma2 alias gratis, namun haruus direbut/hadau. Untuk dapt merebut berarti butuh kekuatan. Bicara kekuatan berarti bicara 2 hal: kuantitatif & kualitatif. Kuantitatif berarti bicara soal angka: berapa jumlah kekuatan perempuan yg telah diorgaisaikan/konsolidasikan? etc. Bicara kualitatif berarti bicara soal mutu/kualidade/kapasitas/pengetahuan/kesadaran/komitmen, keberanian, etc. Saya percaya, Etha cs, lebih paham soal ini. Lewat inilah, perubahan pada sistem bisa dilakukan. lewat ini pula, perempuan TL bisa memimpin. Lewat ini pula, bisa keluar dari lingkaran besi-sosial yg ada. abracos...salam juga”.
Gerakan Perempuan Timor Leste
Etha Ribeiro
Etha Ribeiro: Terima kasih atas inputnya...! Memang berat misi seorang perempuan dgn organisasinya untuk merealisasikan keinginan yg saya maksudkan di atas... Ada beberapa fakta yg telah merubah dunia dgn kehadiran kaum perempuan dalam memimpin negara. Di timor leste saat ini memang sulit dan bahkan lebih sulit seorang perempuan bisa memimpin. Egoisme itu hadir di pikiran sebagian org yg memang meragukan apa yg anda katakan tadi "kemampuan untuk memimpin". Saya tegaskan disini bahwa faktor memimpin adalah faktor kepercayaan publik. Banyak negara yg melahirkan seorang pemimpin dgn bakat alamiah atau sering orang sebut "pemimpin karismatik". Dan banyak negara di dunia ke-3 yg juga melahirkan seorang pemimpin dngn tangan besi atau militeristik yang sering disebut "otoriter/diktatoristik". Saya juga mengakui bahwa seorang pemimpin haruslah mempunyai kualitas yg memadai karena itu adalah salah satu faktor utama menjadikan orang tersebut bisa memimpin atau mengelolah negara dgn baik..Tetapi fakta lain diatas jangan pula di kesampingkan juga... Bagi saya, "Didunia ini tidak ada yg mustahil jika kita memang ada niat".
Karcindo Dos Santos: “Harapan kaum perempuan untuk jadi seorang pemimpin sebenarya tidak terlalu sulit, kalau untuk kontex timor leste, suatu saat jabatan PM ataupun PR bisa dipegang oleh permpuan. sbab kalau dilihat perkembanganya, kepemimpinan perempuan tidak kalah jauh di banding kepemimpinan laki2. kita lebih berharap suatu saat di TL perempuan jadi seorng PR atau PM. hanya saja menurut saya, pemberdayaan kaum perempuan saat ini harus lebih di perhatikan dan ditingkatkan agar kaum perempuan lebih menunjukan kemampuannya bahwa; PEREMPUAN BISA!”
Vladimir Ageu de Safi'i: Etha Ribeiro & Karcindo dos santos. Saya selalu percaya bahwa: 'apapun yang kita pikirkan, itu ditakdirkan untuk terwujud." Bicara soal kepemimpinan berarti bicara soal kolektivitas atas unsur yg ada, termasuk unsur 'si pemimpin'. Saat ini, TL sedang menghadapi krisis kepemimpinan, hampir di semua hal. Memang, secara personal, unsur individu memainkan peranan yg cukup menentukan dalam perkembangan sebuah organisasi, tmsk negara. Tp, bukan berarti ketika tidak ada peemimpin yg menonjol, lantas organisasi tersebut harus runtuh. Tidak! Pada situasi yg demikianlah, kepemimpinan memainkan peranan yg penting. Ini semua membutuhkan waktu dan proses. Kesabaran, kedisiplinan lebih2 disituasi seperti TL saat ini, menjd modal penting bagi pembangunan gerakan perempuan. Namun, ada satu hal yg perlu saya tekankan di sini bahwa gerakan perempuan tdk bisa terlepas dan dilepaskan dari gerakan kerakyatan secara umum”.
Etha Ribeiro: Pendapat anda berdua sangan membangun! Singkat namun sangat padat isinya..! Thanks”.
Gerakan Perempuan Timor Leste
Women Timor Leste
Etha Ribeiro: Aku sangat menyukai gerakan perempuan yg berprinsip pada gerakan sosial budaya. Kenapa? Karena kehidupan berbangsa dan benegara kita tdk terlepas dari prinsip2 itu. Sebab sosial budaya masyarakat kita itu sudah terbentuk sejak jaman dulu dan sangat kuat pengaruhnya sampai sekarang. Ditambah lagi dgn nilai-nilai luhur perjuangan kita yg memang berbasis pd nilai kerakyatan serta pemberdayaan terhadap sejarah perjuangan itu sendiri . Maka akan membentuk suatu pemikiran yang berorientasi pada nilai luhur sosial budaya masyarakat akan menjadi pegangan bagi seseorang untuk melangkah..”
Bagian Kedua
Komentar Etha Ribeiro di Wall sebelumnya: "Aku sangat menyukai gerakan perempuan yg berprinsip pada gerakan sosial budaya. Kenapa? Karena kehidupan berbangsa dan benegara kita tdk terlepas dari prinsip2 itu. Sebab sosial budaya masyarakat kita itu sudah terbentuk sejak jaman dulu dan sangat kuat pengaruhnya sampai sekarang. Ditambah lagi dgn nilai-nilai luhur perjuangan kita yg memang berbasis pd nilai kerakyatan serta pemberdayaan terhadap sejarah perjuangan itu sendiri . Maka akan membentuk suatu pemikiran yang berorientasi pada nilai luhur sosial budaya masyarakat akan menjadi pegangan bagi seseorang untuk melangkah.." Ini sangat bagus. Pada dasarnya, gerakan apapun itu namanya, akan membawa dan atau berdampak pada terjadinya perubahan, pergerakkan dan perkembangan kehidupan sosial-budaya. Gerakan perempuan TL juga akan berdampak pada pergerakan masyarakat TL, soal impaknya kecil atau besar tergantung pada kadar (volume, nivel, besaran) gerakan itu sendiri. Jadi, ada satu hal yg harus kita ingat bahwa dalam kehidupan sosial-budaya terdapat banyak nilai-nilai/norma2 yang berlaku. Adakalanya, nilai2 tersebut bersifat progressif, adakalanya juga konservatif (pro status quo). Sebagai contoh, apakah nilai-nilai yang selama ini masih berlaku dalam sistem budaya TL seperti 'patriarkhi' cocok bagi kesuksesan gerakan perempuan TL? Karenanya, menurut hemat saya, gerakan perempuan TL harus berangkat dari kondisi riil-obyektif (kondisi yg benar2 terjadi dlm masyarakat TL). Hanya dengan kita mengetahui dan memahami kondisi riil-obyektif ini, maka kita akan tahu: kira2 pokok-pokok permasalahan (baca:kontradiksi) apa yang sedang berlaku dalam masyarakat TL. Berangkat dari sinilah, sebuah perumusan program perjuangan baru dapat dibuat, beserta strategi-taktik dan juga bentuk oragnisasi gerakan yang cocok. Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar